melayani@YayasanKebebasan.com

Tentang Kami

Mengapa Kami Lahir dan Untuk Apa Kami Berjalan

Selama bertahun-tahun, Dewa Agusman menyelami desa-desa terpencil, lokasi bencana, dan permukiman kumuh di Indonesia. Ia melihat anak-anak putus sekolah karena biaya, pasien menyerah karena tak mampu berobat, dan keluarga baik hati yang ingin membantu orang lain tapi bahkan sulit menghidupi diri sendiri. Ia menyadari: amal tradisional hanya mampu meringankan sesaat, tapi tak pernah memutus lingkaran setan “miskin → tak mampu beramal → tetap miskin”. Pengalaman berulang ini membuatnya bertekad mendirikan yayasan yang benar-benar baru: bukan hanya memberi bantuan, melainkan memberi kemampuan menghasilkan bantuan; bukan hanya menolong yang lemah, tetapi terlebih dahulu menguatkan orang yang ingin berbuat baik dengan ilmu, kekayaan, dan sistem berkelanjutan. Maka lahirlah Yayasan Kebebasan.
Dengan semangat kasih Islam sebagai panduan, kami menolong kelompok rentan melalui lima bidang utama: pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, tanggap bencana, dan pembangunan komunitas, agar mereka keluar dari keputusasaan dan mendapatkan kembali martabat. Sekaligus, kami memberikan pendidikan keuangan sistematis, alokasi aset yang stabil, dan peluang investasi halal kepada setiap orang yang ingin beramal, sehingga mereka lebih dahulu mencapai pertumbuhan kekayaan yang berkelanjutan. Ketika semakin banyak orang berhati mulia memiliki “kemampuan berbuat baik”, setiap keuntungan mereka akan menjadi bahan bakar amal yang tak pernah berhenti, menggandakan kebaikan ribuan kali lipat. Inilah definisi kami tentang amal modern.
Kami bervisi menjadi kekuatan amal paling berpengaruh dan paling inovatif di Indonesia serta Asia Tenggara. Kami ingin setiap orang yang bergabung bukan hanya penerima bantuan, melainkan juga pemberi bantuan; bukan hanya bermimpi berbuat baik, tapi benar-benar memiliki kekuatan untuk mewujudkannya. Pada akhirnya, ketika jutaan pelaku kebaikan yang “lebih dahulu kaya” bersatu, kami akan bersama membangun ekonomi amal global yang dananya tak pernah kering dan pengaruhnya terus meluas, sehingga cahaya, kasih sayang, kesetaraan, dan harapan menerangi setiap sudut bumi.

Logo kami terdiri dari bulan sabit, bintang, dan sepasang tangan yang menyangga — ketiganya bukan sekadar desain, melainkan pernyataan iman terdalam Yayasan Kebebasan: Bulan sabit melambangkan kelahiran kembali, pembaruan, dan harapan, seperti setiap orang yang bangkit dari kesulitan menyambut awal baru; Bintang melambangkan petunjuk abadi dari Allah dan arah yang tak pernah hilang, mengingatkan bahwa semua kebaikan lahir dari iman; Sepasang tangan menyangga melambangkan perlindungan jiwa dan pengangkatan masa depan — kami tidak hanya menolong yang lemah, tetapi juga mengangkat pelaku kebaikan hingga mereka mampu mengubah dunia. Ketiga elemen bersatu menyatakan: kami menerangi kegelapan sekaligus memberi kekuatan; memandang ke langit sekaligus menginjak bumi dengan kokoh.

Kisah Kami: Tiga Kekuatan Bersama, Amal Tak Pernah Berhenti

Kisah Yayasan Kebebasan bermula dari keyakinan teguh Ketua Dewa Agusman:

“Kebebasan sejati adalah ketika seseorang memiliki kekuatan menentukan nasibnya sendiri; dan syarat kekuatan itu adalah kekayaan serta kemampuan.” Ia tahu: hanya mengandalkan donasi sesaat, amal selamanya hanya setetes air; hanya ketika pelaku kebaikan lebih dahulu kaya dan terus kaya, kebaikan bisa mengalir seperti sungai yang tak pernah kering. Maka ia

merancang yayasan ini sebagai tiga aliran tenaga yang berlari bersamaan:

  • Dana sedekah — kekuatan cinta kasih, dari zakat dan donasi berkelanjutan umat Muslim serta orang-orang berhati baik di seluruh dunia;
  • Hasil investasi — kekuatan kesinambungan, dari saham, emas, aset kripto berkualitas, dan strategi berisiko rendah yang terus menghasilkan bagi setiap peserta dan yayasan;
  • Kerja sama internasional — kekuatan perluasan, bersama organisasi amal dunia, pemerintah, dan perusahaan untuk membawa proyek semakin besar dan jauh.

Ketiga kekuatan ini berjalan bersama, menjadikan Yayasan Kebebasan sebagai organisasi amal era baru pertama di dunia yang “menolong kesulitan hari ini sekaligus menguatkan hari esok”. Kami tidak hanya berbuat baik — kami memastikan kebaikan itu bisa dilakukan selamanya dan semakin luas.

Nilai-nilai inti kami

Cahaya, Kasih Sayang, Kesetaraan, dan Harapan, adalah empat sinar yang sejak hari pertama telah tertanam dalam darah dan jiwa Yayasan Kebebasan. Cahaya adalah jawaban tegas kami terhadap kegelapan—seberapa dalam pun kemiskinan, penyakit, atau bencana, kami akan menjadi sinar yang tak pernah padam, menerangi jalan penerima bantuan sekaligus hati pelaku kebaikan; Kasih Sayang adalah amanah terbesar dari Allah—bukan iba sesaat, melainkan tindakan yang digerakkan cinta dan tanggung jawab penuh, menarik orang-orang dari jurang penderitaan dan mengembalikan martabat kelahiran baru mereka; Kesetaraan adalah penghormatan terdalam kami pada setiap nyawa—miskin atau kaya, kota atau desa, Muslim atau bukan, semua sama mulia, sama berhak dihormati, ditopang, dan dipeluk; Harapan adalah janji suci kami pada masa depan—kami menolak membiarkan siapa pun menyerah dalam keputusasaan, kami menabur benih harapan di lubuk hati yang paling dalam, mengubah kesulitan menjadi titik awal kelahiran baru, hingga mereka menciptakan masa depan cerah dengan tangan mereka sendiri. Empat cahaya ini bersatu, menjadi jiwa Yayasan Kebebasan, dan menerangi jalan menuju dunia yang lebih penuh kasih, lebih adil, dan lebih penuh harapan.

  • Cahaya

    Mengusir kegelapan, menerangi arah kehidupan. Setiap kebaikan adalah seberkas cahaya yang menerangi penerima sekaligus pelakunya. Sekeras apa pun dunia ini gelap, kami tetap menjadi cahaya yang tak pernah padam.

  • Kasih Sayang

    Bertindak dengan kasih yang diberikan Allah, menjawab setiap jerit penderitaan dengan tanggung jawab. Kasih sayang bukan sekadar iba, melainkan kekuatan besar untuk mengubah nasib orang lain secara menyeluruh.

  • Kesetaraan

    Setiap nyawa sama berharganya, berhak dihormati, ditopang, dan dipeluk. Tanpa memandang miskin-kaya, suku, atau agama, semua manusia harus mendapat kesempatan dan martabat yang setara.

  • Harapan

    Membuat keputusasaan bukan akhir, melainkan titik awal kelahiran baru. Kami menabur benih harapan di hati setiap orang, agar mereka melihat, meraih, dan menciptakan masa depan mereka sendiri dengan tangan mereka.